Potensi Kerja Sama Industri Anggota IISIA dan Produsen Alat Potong dan Perkakas Tangan Dibahas dalam FGD akhir tahun 2024 ini, tepatnya 28 November untuk songsong 2025.
Dalam upaya mendukung pemenuhan kebutuhan bahan baku bagi industri alat potong dan perkakas tangan di Indonesia, baru baru ini Direktorat IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut (IKM LMEA) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Horison Ultima Bekasi. Acara ini mengundang berbagai pelaku usaha terkemuka dan produsen bahan baku logam, dengan harapan terciptanya kolaborasi strategis yang dapat memperkuat rantai pasok industri dalam negeri.
Agenda dan Narasumber Penting
FGD ini dihadiri oleh 20 pelaku usaha dari berbagai sektor industri alat potong dan perkakas tangan, serta sejumlah narasumber dari perusahaan dan organisasi terkemuka, seperti:
Dalam sesi pemaparan, PT Jatim Steel melalui General Manager Quality Engineering, Bapak Ervan Latuhari, menegaskan kesiapan perusahaan untuk mendukung kebutuhan baja batangan untuk para produsen perkakas IKM, baja batangan dari PT Jatim Steel dirancang untuk memenuhi spesifikasi tinggi yang dibutuhkan oleh industri otomotif, dengan fokus pada kualitas, efisiensi, dan daya tahan. Langkah ini sejalan dengan visi perusahaan dalam mendukung kemandirian industri baja nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor.
Rangkaian Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan 28 November ini dimulai pukul 08.30 WIB dengan serangkaian acara pembukaan, termasuk menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa bersama, dan sambutan dari Direktur Industri Logam Ditjen ILMATE serta Direktur IKM LMEA. Sambutan ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku industri alat potong dengan produsen bahan baku logam untuk meningkatkan daya saing industri nasional.
Diskusi dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi pertama menghadirkan IISIA dan PT. Krakatau Steel yang membahas profil asosiasi, produk spesifik logam, serta potensi kolaborasi. Sesi kedua melibatkan PT. Krakatau Posco, PT. Jatim Taman Steel, dan PT. Gunung Raja Paksi Tbk., yang memaparkan inovasi produk serta peluang kerja sama yang ditawarkan.
Hasil dan Harapan FGD
Diskusi ini menghasilkan berbagai ide dan masukan untuk memperkuat ekosistem industri alat potong dan perkakas tangan di Indonesia. Salah satu kesimpulan penting adalah perlunya sinergi yang lebih erat antara produsen bahan baku dan industri pengguna untuk menciptakan rantai pasok yang lebih efisien dan mandiri.
Direktur IKM LMEA, Dini Hanggandari, menyampaikan harapannya dalam penutupan acara, “Melalui diskusi ini, kita berharap industri alat potong dan perkakas tangan dapat lebih berkembang, mengurangi ketergantungan impor, serta memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.”
Acara ini juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk menjalin koneksi dan mengeksplorasi potensi kerja sama yang akan mendukung visi besar Indonesia menuju kemandirian industri logam dan perkakas tangan.